Nilai pendapatan nasional yang dihitung berdasarkan harga konstan disebut nilai pendapatan nasional konstan (NPK). NPK dihitung dengan menggunakan data produksi bruto domestik (PBD) dalam bentuk volume dan deflator PBD. Data produksi bruto domestik adalah total nilai output yang dihasilkan oleh seluruh sektor dalam suatu negara, baik oleh sektor publik maupun swasta, dalam periode tertentu. Deflator PBD adalah indeks harga yang mencerminkan perubahan rata-rata harga barang dan jasa yang digunakan dalam menghitung PBD.
NPK dianggap sebagai ukuran yang lebih akurat dari pendapatan nasional karena nilainya tidak dipengaruhi oleh perubahan harga. Dengan demikian, NPK memungkinkan kita untuk melihat seberapa baik suatu negara meningkatkan produksinya tanpa harus mempertimbangkan perubahan harga.
Untuk menghitung NPK, data produksi bruto domestik digunakan sebagai dasar. PBD adalah total nilai output yang dihasilkan oleh seluruh sektor dalam suatu negara, baik oleh sektor publik maupun swasta, dalam periode tertentu. Output ini berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja, modal, dan sumber daya alam.
Deflator PBD adalah indeks harga yang mencerminkan perubahan rata-rata harga barang dan jasa yang digunakan dalam menghitung PBD. Deflator PBD diperoleh dengan membandingkan nilai PBD dalam periode yang berbeda. Jika nilai PBD pada tahun 2010 adalah 100 dan naik menjadi 110 pada tahun 2011, maka deflator PBD pada tahun 2011 adalah 110/100=1,1.
NPK = PBD x (1 / deflator PBD)
NPK = $10 triliun x (1 / 1,1)
NPK = $9,09 triliun
Dari contoh di atas, dapat dilihat bahwa NPK sebesar $9,09 triliun lebih rendah dibandingkan PBD sebesar $10 triliun. Hal ini disebabkan oleh adanya penurunan harga rata-rata (deflator PBD). Jika deflator PBD naik, maka NPK akan turut meningkat. Sebaliknya, jika deflator PBD turun, maka NPK akan ikut menurun.